“dayat.., ini mama dibawa aja kerumah sakit atau ngga ya?”
Jam 05.49AM, tepat setelah 20 menit tidur sehabis sholat subuh. Setau ku ibu ku
tidak terlalu parah untuk di bawa kerumah sakit? Hmmm.
dan pas gue liat ke kamar mama gue. Ternyata kondisi nya sudah sangat sekali
memperihatinkan, tubuh mama gue sudah sangat tergulai lemas dan bola mata
beliau mendongak keatas, Astaghfirullahaladzim
mengapa semua ini terjadi pada ibuku?.
HJ. Noor Ainah, ya, dia lah nama ibu gue, seorang ibu rumah
tangga, memiliki 5 orang anak (meninggal satu jadi 4) dan orang di kampung
semua sayang dengan beliau, ramah tamah. Bukannya gue pingin ngebanggain ibu
gue yah. Tapi anak siapa sih yang ga mau ngebanggain ibunya walaupun ibu nya
mempunyai hal tabu dalam masyarakat?
Ibu adalah ibu kita, tanpa di gajih mereka dengan
ikhlas menjaga kita sebagai
titipan Tuhan yang maha Esa.
“ya ini memang harus cepat-cepat di bawa ka..”
Kata gue pasrah kepada kaka-gue yang ke 2, yang juga
kebetulan bergantian merawat beliau yang tubuhnya sudah semakin tidak berdaya
dengan penyakit Diabetes Mellitus
yang sudah amat sangat
parah, beliau harus merelakan jempol kaki sebelah kiri,
dan, hampir seluruh jari kaki sebelah kanan.
Ketika diperjalanan menuju rumah sakit, gue hanya bisa
berharap bahwa Tuhan mengijinkan ibu tinggal untuk beberapa saat lagi, karena
gue sudah sangat yakin (bukan su’udzon) bahwa ibu tidak akan bertahan lama pada
hari itu.
Setibanya di rumah sakit, ibu gue langsung ditangani dokter
dan dokter bilang kesempatan bertahan nya sedikit, yasudah gue pasrah aja, dan
pas sudah sampai di ruangan tempat ibu gue di rawat, kami sekeluarga (lengkap)
ngumpul untuk memberikan penghormatan terakhir kepada ibu. Dan untuk menjaga
jalannya puasa (gue lupa ngasih tau, kejadian tsb terjadi ketika awal bulan
puasa tahun 2012, gue lupa tanggal berapa) gue lebih baik tidur daripada ikutan
kaka-kaka gue yang lain pada nangis.
Dan disitu gue berdoa.
“ya Allah, jika engkau
menginginkan Ibu saya tetap hidup, maka sembuhkan lah penyakit nya. Jika memang
jalannya sudah berbeda, tolong segera cabut nyawa nya dan pastikan beliau
mendapat tempat yang layak disisimu, Amin ya Allah..”
setelah selesai berdoa, gue langsung mencoba memejamkan mata
karena gue masih sangat sangat ngantuk.
----------CERITANYA UDAH BANGUN----------
“eh, dayat udah bangun tuh.”
Wanjir…… gue kaget mama gue bisa duduk dan bisa berbicara.
Apakah ini sebuah keajaiban dari tuhan? Pada saat itu gue langsung berterima
kasih kepada Allah bahwa doa gue dikabulkan ; walaupun gue tau, itu cuman
sementara.
Dan benar saja, seiring waktu berjalan ternyata keadaan mama
gue yang sempat membaik tersebut tiba-tiba mendadak berubah, kelakuan mama gue,
cara bicara mama gue, dan bahkan menanggapi orang berbicara saja beliau sudah
tidak menanggap. Tidak jarang kata-kata kasar keluar dari mulut mama gue, gaes.
Inilah yang disebut-sebut suku banjar yaitu Mangalilu
yaitu bahasa kasar nya “tidak hidup,
tetapi belum mati.”
Tiap hari kondisi ibu gue sudah sangat parah, bahkan kaki
nya dipenuhi oleh cairan yang membengkak semakin hari, entah itu karena
penyakit apa dokter pun tidak bisa menjelaskannya. Gue berpikir apakah ini
adzab dari Tuhan??? ; bukan, ini cobaan lebih tepatnya.
----------6 AGUSTUS 2012----------
Ini sudah jam 01.00WITA pagi, tetapi gue dan amang masih saja terjaga sambil nonton
tv dan meminum secangkir kopi, dan tentu saja sambil menjaga ibu kalau saja
terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, dan setelah gue mencoba memejamkan mata
sekitar setengah jam kemudian, mama gue bangun dan seolah-olah berbicar tetapi
kalian pasti tidak memahami bahasanya. Entah kenapa alasannya atau mungkin ini
karena hubungan antara ibu dan anak, gue selalu paham bahwa kalimat yang di
bicarakan tersebut adalah “nurul, cepat
bangun”,
Nurul adalah kaka gue yang ke 3 yang juga kebetulan menginap
bergantian di rumah sakit dengan gue, langsung saja gue bangunin kaka gue yang sudah tertidur
pulas.
“ka, mama manggil kaka tuh”
Dengan mata yang masih enggan untuk berbuka, kaka gue langsung
ngehampiri ibu dan bertanya sambil memberikan air zam-zam kepada ibu gue.
“ini nurul ma, ada apa??”
……………………………….
……………………………….
“dayat, kamu tau gak kenapa mama manggil kaka? Kata mama
“bangunin dayat, sudah waktunya sahur””
Ah! Hati gue langsung perih mendengarnya sekaligus terharu,
disaat seperti itu saja ibu masih memperhatikan anak Labil nya satu ini, ketika mendengar tersebut gue langsung menemani
ibu dan mencium tangan beliau, dan setelah makan sahur, aku kembali melanjutkan
tidur karena sempat tertunda oleh hal yang sangat menyedihkan + membingungkan +
mengharukan tersebut.
----------CERITANYA UDAH BANGUN, WAKTU MENUNJUKKAN PUKUL
08.30AM----------
“ka, dayat pulang yah bentar, ada yang diurus”
“kenapa ?? kamu disini aja nemenin mama”
“bentar aja ka, ntar jam
1 aku balik lagi ke rumah sakit”
Setelah siap berkemas, gue menghampiri ibu gue dan
menyalami, mencium tangannya. Dan sembari berkata
“bentar aja ma, dayat ntar balik lagi ke sini”
Ibu gue mengangguk tanda setuju.
Sebenarnya gue balik ke rumah bukan karena sesuatu yang
amatlah penting, hanya untuk mandi di rumah dan pergi ke warnet untuk browsing,
betapa bodohnya gue pada waktu itu rela meninggalkan ibu gue demi sesuatu yang
tidak masuk akal, bodoh.
Waktu itu jam menunjukkan sudah pukul 12.30 siang, dan
tiba-tiba ada telepon masuk dari kaka gue yang ke 3, gue langsung ngebaca ini
pasti ada apa-apanya dan gue punya firasat buruk sebelumnya…..
“dayat… cepetan kerumah sakit, sekarang juga, ngga boleh
ngga, harus kerumah sakit sekarang juga” teriak kaku dicampur suaranya yang
serak sambil menangis.
Kalian jika berada dalam kondisi seperti itu, pasti kalian
sudah mengira bahwa ibu kalian meninggal. Tapi gue ga mau percaya dulu sebelum
gue liat aslinya.
Secepat kilat gue langsung bayar dan lari sekencang-kencang
nya ke rumah gue yang berjarak sekitar 150 meter dari warnet, ketika sampai
didepan rumah, orang-orang yang berada di rumah kakek tepatnya di samping rumah
gue udah menyiapkan terpal dan hambal (gue
ga tau bahasa indonya apaan) dan tentu saja, di iringi dengan tangisan. Sekali
lagi, gue juga ga bakalan percaya kalau ga ngeliat sendiri gimana keadaan ibu
gue.
Bagaikan di kejar setan, aku langsung menancapkan gas mio
soul merah ku sekencang – kencang nya (setdaaaaah kaya lagu aja.) menuju RSUD
Ulin Banjarmasin, sekitar 15 menit gue sampai di TKP dan langsung lari-lari
gajelas nunggu lift turun. Ketika sudah berada di dalam lift, hati gue sangat
berdebar-debar dan keringat dingin, mungkinkah ibu gue sudah tidak berada di
dunia atau bahkan sebaliknya?
Ketika sudah sampai di lantai yang kutuju, aku langsung
menuju ruangan kamar mama gue menginap, tetapi sebelum melanjutkan nya, gue
berhenti sejenak dan mengatakan dalam hati “BISSMILLAH!”
Dan gue langsung maju 3 langkah, menengok ke kanan, tampak
kerabat ibu gue sudah berada di depan kamarnya dengan muka yang hampir putus
asa, dan gue masih saja belum percaya. Abaikan mereka, dan ketika gue masuk ke
kamar……
“DAYAT…. IBU SUDAH
MENINGGAL DUNIA….”
Gue langsung terdiam, sebodoh itu kah gue karena udah ngelewatin
masa-masa terakhir gue berbicara dengannya?.
sejenak logika gue berkata “jangan nangis, elo puasa.”.
sejenak logika gue berkata “jangan nangis, elo puasa.”.
Dan tiba-tiba hati gue langsung nyambar logika gue.
“BODO AMAT, DIA IBU ELO BEGO.”
“BODO AMAT, DIA IBU ELO BEGO.”
Gue langsung menangis, bahkan histeris. Gue masih saja ga
percaya bahwa yang didepan gue ini adalah jasad ibu gue, ibu yang dulu selalu
masak aer biar mateng (lah.. pantun itu.) yang selalu bikini kopi ketika gue
bangun tidur, Selalu minta beliin nasi kuning ketika pagi. Dan akhirnya yang
gue lihat sekarang hanyalah “jasad” bidadari yang menyerupa manusia. Sungguh
maksud gue, siapa sih orang tua nya meninggal anak nya ga nangis?.
Mau apa dikata, ibu gue sudah meninggal menyusul Alm. Kaka
nomer 4 gue yang udah sejak lama meninggal dunia, dan sekarang hanya lah
pesan-pesan duka yang berdatangan dari teman-temanku, gue bahagia memang masih
ada teman-teman gue yang selalu nemenin gue, tetapi ternyata Air Mata gue
sanggup “berbicara” lebih banyak, semoga kalian mengerti yang gue maksud itu
apa!
Pesan dari gue : plis deh, buat kalian yang ortunya masih
lengkap, jangan sekali-sekali ninggalin orang tua lo demi hal yang bodoh!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar