---

---
Karena Langit Tidak Perlu Menjelaskan Bahwa Dirinya Tingggi :)))

Selasa, 21 April 2015

ingin hilang ingatan

“Menghilanglah dari kehidupan ku, enyahlah dari hati yang telah hancur, kehadiran sosok mu kian menyiksaku. Biarkan disini ku menyendiri.”

Hari itu, hari terakhir gue mengikuti masa karantina (sebut saja begitu.) di kampus 3, alangkah senangnya karena gue bisa kembali menghirup udara segar setelah 4 hari di kurung (tidak boleh membawa alat elektronik.) dan pada hari itu juga, Masa Lalu yang sekarang sudah menjadi Masa Bodo, berjanji akan menjemput gue di muka gerbang Penjara Suci tersebut. Setelah selesai shalat ashar, dia sudah menunggu di depan gerbang, segera gue hampiri dia dan langsung naik ke Motor nya.
Di perjalanan, gue merasakan hal yang aneh. Persis seperti yang gue pikirkan ketika masa karantina 4 hari tersebut. Pada saat itu gue berpikir “setelah selesai karantina ini, gue yakin akan terjadi sesuatu yang tidak meng-enakkan. Yah mungkin saja orang ke-tiga dari pihak dia atau semacamnya.”
Sepanjang perjalanan pulang, kami diam, seribu bahasa. Tanpa ada bahasan, gue langsung di antar pulang ke kost, tanpa bicara sedikitpun, tanpa banyak bacot. Ketika sampai di kamar, gue langsung membuka laptop dan Stalking isi twitter si dia yang intinya ingin Move On entah ada pihak ke-3 atau semacamnya.
Singat kata, gue langsung sms tu cewek.

“ada orang ke-3 ya?”

“ngga ada.”

“terus?”

“iya aku pengen move on aja, tapi aku move on ini bukan atas kesadaran ku sendiri. Ada teman-teman ku juga yang ngasih alarm buat aku ‘bangun’ dari tidur.”

“hmmm yasudah, jaga baik dirimu ya. Kalau udah dapat pacar, bilang ke aku, kalau misalkan aku masih sayang sama kamu, silahkan balik lagi ke aku. Aku tetap terima kamu kok ”

Itulah sms terakhir dari gue, dan sama sekali tidak ada balasan setelah itu.

“pergilah bersamanya disana, dengan dia yang ada segalanya. Bersenang senang lah sepuasnya, biarkan disini ku menyendiri.”

2 hari sebelum dia menjemput gue, dia katanya mau jalan-jalan ke jogja bareng teman-teman smp nya. Gue langsung curiga, pasti dia mau ketemuan sama cowo yang dulu pernah deket sama dia. Sebenarnya gue waktu itu sudah punya gebetan baru, tapi gue masih mikir panjang ; Ngajak dia balikan / Nembak Gebetan? Akhirnya setelah 3 hari berturut-turut gue mikirin itu aja, gue putusin bahwa gue bakal ngajak tuh mantan balikan.

Tapi setelah kejadian yang katanya dia mau Move On dari gue, gue selalu nanya sama dia. Siapa yang lagi deket sama dia, tapi jawabannya apa?

“aku nggak deket sama siapa-siapa kok, kamu jangan asal tebak berhadiah gitu dong =D”

Dengan mudahnya dia ketawa ; entah ngeremehin atau memang dia tidak mempunyai gebetan sama sekali, tapi tetap saja, gue yakin kalau dia sudah deket sama tuh cowo yang dulu pernah dia taksir.Entah ini salah gue terlalu membuang waktu atau dia yang terlalu menyia-nyiakan kesempatan buat balikan dengan gue, yang jelas, jujur waktu itu gue sayang banget sama dia, dulu, entahlah, siapa yang tau?.

“Terlintas keinginan tuk dapat, hilang ingatan agar semua terlupakan. Dan ku BERLARI sekencang kencang nya, tuk melupakanmu yang telah berpaling.”

Apapun caranya gue lakuin agar galau / kesedihan gue ini berakhir, mulai dari karoke bareng temen, kejogja nonton konser, cerita sama sahabat-sahabat gue. Tetapi setiap kali gue udah mau bangkit, tiba-tiba kalau kebetulan ketemu dia di jalan, pasti langsung hancur lagi.

Pernah waktu itu, ketika gue pulang dari kuliah, entah mimpi apa gue malamnya. Pas lagi di jalan menuju kost, tiba-tiba tampak dari kejauhan sesosok bayangan masa lalu (ceileh.) mulai mendekat, gue ga mau negur, langsung tancap gas. Karena gue yakin kalau gue negur, pasti tambah hancur, semangat, gue.

Tetapi, gue beruntung memiliki gebetan yang super duper sabar kalau gue cerita tentang mantan gue. Dan akhirnya gue sadar, dialah yang selalu menjadi penyemangat, penghibur, pemberi nasehat (walaupun umur nya dibawah gue.) dan juga good listener. Dia datang disaat yang terlalu tepat, disaat gue udah rapuh, hancur, tertindas, difitnah, di caci-maki (oleh ulah oknum tertentu.), dia hadir merubah segalanya menjadi lebih indah (ini lagu ya (?) )

Gue berpikir : biarlah si Mantan bahagia sama gebetan + temen-temennya. Kalau gue berusaha melupakannya ; tetapi tidak bisa. Berarti gue bodoh, karena dia (baca: mantan) juga berusaha Mencintai gue ; tetapi tidak bisa. Biarlah, lebih baik gue membaca Buku Baru (baca: gebetan) daripada gue harus membaca Buku Lama lagi, yang kita semua udah tau Ending dari cerita tersebut seperti apa.

Tapi, emang bener kata Albert Einstein, Mantan itu kayak jelangkung : Pulang tak di antar, datang tak di jemput. (terserah gue lah mo Einstein mo siapa.) disaat gue udah mulai berusaha serius sama si gebetan gue …..

“yat”

Gue kaget, kenapa tuh orang sms gue lagi? dia malah datang lagi, jangan jangan mau bikin gue ga bisa move on nih…

“kenapa?” jawabku singkat.

“bla bla bla bla ……”

Gue berpikir dalam hati, kayaknya ni orang  di php gebetan nya deh jadi balik lagi ke gue.

“eh yat, kamu udah punya gebetan belum?”

“udah, kenapa memangnya?”

“gpp, orang sini ya?”

“bukan, dia orang Kalimantan selatan.”

“ohh iyaaaaa :3 eh.. seketika aku nyesal move on dari kamu.”

Bangsat.

“DISINI, KEMBALI, KAU HADIRKAN INGATAN YANG SEHARUSNYA KULUPAKAN, DAN KU HANCURKAN ADANYA!”

Sialan, ni orang emang niat bikin gue ga bisa move on yah. Walaupun gue serius sama gebetan gue, jujur dalam hati gue, gue masih sangat mencintainya (pada saat itu.) dan gue sangat berharap bisa kembali seperti dulu lagi, tetapi Alhamdulillah gue disadarkan oleh Akal Sehat temen-temen gue, dan Alhamdulillah lagi gue bisa menolak permintaan balikannya dengan cara Halus.

“terus?” Gue balas sms dengan sesingkat-singkatnya (karena jujur pada waktu itu, gue bete mampus.)

“ya mau bagaimana lagi, kamu udah deket sama orang lain juga, aku minta maaf juga ga bisa balikin keadaan.”

“makanya, jangan mudah terpengaruh oleh teman. Okelah kalau gebetan mu itu lebih ganteng, aku udah terima keadaan kok tenang aja , oh iya satu lagi. kalau kamu berantem sama pacarmu entar, jangan bawa-bawa temen yah, kasian dia ;).”

Sms terakhir dari gue mungkin adalah pukulan telak bagi si Mantan tersebut.
Memang, kenangan yang diberikan oleh-nya sungguh luar biasa. Entah kenangan itu menyakitkan, menyedihkan, rasa senang yang berlebihan, hadiah ulang tahun, dan masih banyak lagi. tapi yang lalu jadikan lah sebagai pelajaran. “bagaimana bisa kita mendapatkan hidup esok yang lebih baik, apabila kita selalu saja melihat masa lalu yang suram? Berjuang, bangkit.”

“letih, disini, ku ingin hilang,
ingatan……………”

03-10-2014 08.45 p.m. waktu Banjarmasin. Didepan kost gebetan gue,
“Kamu, mau gak jadi pacar aku?” tanpa ba-bi-bu lagi.
………………………………………………….
“aku tau kok, kamu itu suka sama aku dari dulu, ya pastinya kamu mau juga kan sama aku, yah?” belum dia ngomong udah gue tambahin.
“kenapa aku harus nerima kamu?”
“kalau kamu terima alhamdulillah, kalau nggga, ya gapapa juga sih.”

“iya deh, aku terima hehe.”
Begitu gampangnya gue diterima sama gebetan gue, sangat mudah.
Akhirnya, gue belajar dari satu point penting, bahwa membaca “Buku Baru” itu lebih menantang ketimbang balik membaca Buku Lama, yang ending nya selalu sama.
Karena dia (baca: mantan) gue jadi nyasar ke solo.
Karena dia, gue jadi pindah jurusan dari Farmasi ke Fisioterapi.
Karena dia, gue jadi “buta” akan cinta, mengindahkan pendidikan.
Tapi karena dia (baca: masih mantan.), gue sadar, kalo orang yang gue cintai sampai gue kejar ke Solo ini bukanlah orang yang Terbaik buat gue.
Alhamdulillah, dia(baca: pacar gue yang sekarang.) berhasil membuat hidup gue lebih bermakna, lebih indah, lebih berwarna.
Terimakasih.

2 komentar: